Pemprov. Kalteng Tinjau Ke Desa Belanti Siam
yl
![Pemprov. Kalteng Tinjau Ke Desa Belanti Siam](/files/berita/11122022110309_0.jpg)
Hai Kalteng - Pulang Pisau - Pemprov. Kalteng melalui Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peternakan (TPHP) bertolak ke Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, dalam rangka tinjau lapangan langsung untuk memastikan perkembangan Food Estate, Sabtu (10/12/2022).
Salah satu petani milenial dari Kelompok Tani Mukti Maryoto menanggapi isu yang beredar tentang gagalnya Food Estate di Kalteng. Ia menyebut Program Food Estate bisa dikatakan sukses sebab adanya peningkatan pembangunan infrastruktur. “Dari pertanian yang tadinya masih manual, sekarang sudah ada alat-alat pertanian modern sehingga mempermudah petani,” ungkapnya.
(Baca Juga : Kepala Diskominfosantik Agus Siswadi Serahkan Tali Asih Mitra Media kepada Tenaga Kontrak Lingkup Diskominfosantik)
![Pemprov. Kalteng Tinjau Ke Desa Belanti Siam](/files/berita/11122022110310_1.jpg)
Maryoto mengungkapkan kendala utama dalam Food Estate ini adalah air, sebab meskipun ada wilayah yang irigasinya sudah mulai tertata, namun ada sebagian wilayah lain yang pengairannya perlu ditingkatkan. “Kami sudah mengarahkan petani di sini jadi pertanian terintegrasi, petani di sini tidak hanya menanam padi saja tetapi juga mengembangkan komoditas lain seperti hortikultura (cabai, tomat, sayuran) dan kebun,” bebernya.
Salah satu petani dari Kelompok Tani Panca Makmur Mujiono juga menyampaikan hal serupa bahwa isu Food Estate gagal adalah pernyataan yang kurang tepat. “Bukan gagal melainkan belum maksimal, karena petani dihadapkan dengan peralihan musim tanam dengan istilah percepatan, otomatis dampaknya adalah keamanan tanaman dan hama menjadi sangat besar sekali,” katanya.
![Pemprov. Kalteng Tinjau Ke Desa Belanti Siam](/files/berita/11122022110310_2.jpg)
Mujiono mengakui dengan adanya Program Food Estate ini peningkatan dari sisi infrastruktur benar-benar bisa dirasakan masyarakat sekitar. “Pemerintah berhasil membedah isolasi yang daerahnya tertutup dan pertumbuhan ekonomi di jalan-jalan besar juga menjamur,” sebutnya.
Mujiono berharap Pemerintah bisa membantu dari segi pencucian sekunder, sebab peran utamanya ada pada kelancaran air. “Selama ini banyak petani yang inisiatif sendiri menggunakan biaya pribadi untuk pencucian sekunder ini agar tanamannya berhasil,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas TPHP Prov. Kalteng Hj. Sunarti dalam wawancaranya mengatakan sudah ada kelompok tani yang menjadi penangkar benih untuk keperluan benih-benih di wilayah Kabupaten Pulang Pisau. “Jika kita mendatangkan benih dari luar belum tentu cocok, jadi kita mengambil benih-benih yang ditangkarkan oleh petani-petani kita di sini, dengan di bawah binaan dan bimbingan dari petugas kami di lapangan, karena benih itu tidak sembarangan dari cara menanam, panen sampai paska panennya beda dengan yang untuk dikonsumsi,” imbuhnya.
Lebih lanjut Sunarti menambahkan bahwa di tahun 2023 nantinya akan dibangun pabrik penggilingan padi yang berada di Desa Pantik. “Sementara itu dibangun, kita akan pinjam dan manfaatkan gudang milik masyarakat,” tutupnya.
Pada hari yang sama, Kepala Dinas TPHP Prov. Kalteng Sunarti juga telah tinjau lapangan untuk memastikan perkembangan Food Estate di Desa Bantuk Jaya A5 Dadahup, Kabupaten Kapuas. (Sumber : Diskominfo Kalteng)
- Tinggalkan Komentar